Total Tayangan Halaman

Senin, 07 Maret 2011

MALING HATI ULANG TAHUN


"Nyad, orang jujur itu seribu banding satu," kata Dalban pagi itu.

"Kata siapa, pemahaman seperti itu ulah segelintir orang yang tidak jujur," balas Wanyad.

"Kok, bisa? Nyatanya banyak masalah akibat orang-orang tidak jujur!" ujar Dalban pertahankan kalimat awal.

"Masa depan warga banyak itu ada pada tangan mereka sendiri, namun ada segelintir orang diberi kesempatan untuk bertempat pada posisi penentu laju jaman di wilayah ini. Contoh sederhana, masa depan satu keluarga kadang dipengaruhi ulah salah satu anggotanya, entah itu anak atau kepala keluarganya." kalimat awal Wanyad.

"Tidak bisa demikian, Nyad! Tetep saja banyak maling, rampok dan koruptor!" timpal Dalban sengit.
"Oke, dalam satu kampung ada berapa maling? Apa semuanya jadi maling? Jumlah maling itu sedikit, justru karena penentu hukum tidak jujur, maka mereka yang bukan maling tergiur untuk jadi maling. Apalagi kabar yang tersebar menyatakan : jadilah maling yang dilindungi pada aparat hukum, maka akan aman. Nah apakah orang-orang curang itu berjumlah banyak?" sosor Wanyad.

"Bagaimana selanjutnya?" kicau Dalban penasaran.

"Tetap saja masa depan individu, ada pada kerja keras dan fokus pikirnya. Dan kabar orang jujur hanya sedikit itu disampaikan oleh sumber yang curang pula." enteng Wanyad nyablak sambil menyalami tangan Dalban.

Tak usah lembek, apa lagi berangan suasana surga, padahal masih di dunia.

Bustanul Bokir Arifin
Maret 08 2011