sudah tidak ada lagi bau tanah subur pada serambi rumahmu...
kini tampak becek diaduk-aduk babi hutan,
sudah tak tumbuh lagi bunga-bunga cantik itu,
kini penuh akar-akar kering yang tercerabut dari pangkuan tanah pertiwi
masih percaya pada mitos dan ideologi usang?
masih percaya pada janji-janji kaum Tua?
masih percaya pada iming-iming harta dari durjana Tua penimbun harta?
lalu salahkan empu Gandring yang menempa biji besi jadi keris Kebo Ijo
lalu salahkan anak kecil yang mencabut lidi di ranah Rawapening
lalu salahkan semua kaum muda yang telah ditipu akal busuk dan licik kaum Tua
apa masih butuh cermin besar yang ditempel pada dinding?
sementara cermin multidimensi telah nyaman berdiam dalam saku anak masa kini
jarum jam dinding pun sulit dipercaya,
apalagi pada sekerat hati yang mulai berkarat
pada tanah tandus lebih pantas dirikan rumah,
serbab tanah becek telah dikuasai babi hutan
pada mula jadi kembali
hanya sebongkah arang jantung yang dibakar jaman
kubawa cerita untuk kawan-kawan
Brebes, Oktober 24 2011
Bustanul Bokir Arifin