Total Tayangan Halaman

Senin, 12 September 2011

RUMAH: Dongeng untuk lelaki kecilku

RUMAH: Dongeng untuk lelaki kecilku: Mengapa engkau terjaga anakku ? Apakah engkau mendengar suara derap kaki itu ? kemarilah anakku, ibu akan ajak engkau mendekat ke jendela. M...

Riwayat Kerjaku di Koranlokal

Riwayatku di koranlokal.com

diawali Bertamu di koranlokal.com bulan Oktober  2008 | Kantor redaksi masih berada di lahan parkir Pacific Mall kota Tegal, berdampingan dgn beberapa mesin ATM bank swasta.

Diajak proyek editing film Profil Anggota DPRD Kota Tegal, Profil Anggota DPRD Kabupaten Tegal, editing Video Klip Kampanye Rojikin (anggota DPRD FPDIP Kabupaten Tegal).
Ditawari sebagai awak kroanlokal.com 

Mulai bekerja di koranlokal (tanpa ada surat resmi perjanjian kerja) sebagai awak kerja dalam posisi editor berita, olah gambar KoranlokalTV, editing gambar berita utk dikirim pada metroTV, editor berita-berita yang dikirim oleh reporter koranlokal.com. (karena pemilik koranlokal.com adalah Koresponden MetroTV wil Tegal dan sekitarnya)

Selama kerja di koranlokal.com mendapat upah per bulan Rp 350.000 rupiah.

Keluar dari koranlokal.com karena ada undangan shooting acara Barometer SCTV sebagai Obama van Tegal (April 2009). Dan tidak pernah bertamu di kantor redaksi koranlokal.com

Selama bekerja di koranlokal.com tidak kenal dengan petinggi koranlokal.com berinisial WHD, petinggi yang aku kenal adalah Bambang Mujiono (koresponden MetroTV) dan Nur Said Muji Makmur (pimred koranlokal).

Terkait kabar :
http://www.detiknews.com/read/2011/09/06/121852/1716435/10/bustanul-suami-dr-aisha-pernah-jadi-jurnalis-dan-merekayasa-berita

Semua yang dikatakan WHD (petinggi koranlokal.com) yang membuat pernyataan di detik.com tidak benar adanya.

Setelah adanya kabar tersebut diatas, penulis sdh mengirim surat pembaca ke redaksi detik.com, termasuk kirim SMS kepada Bambang Mujiono utk menanyakan identitas WHD.

Namun sampai tulisan ini dibuat,  tanggal 12 September 2011 tidak pernah ada keterangan resmi dari Bambang Mujiono maupun koranlokal.com

Bustanul 'bokir' Arifin

Brebes, 12 September 2011




Minggu, 11 September 2011

Super Tuyul = Caroline R Tyas Sasanti = Aisha Wardhana

 
dalam tulisan : ada apa dengan Aisha? ada akun super tuyul yang gencar berkomentar, ternyata dia punya akun facebook : http://www.facebook.com/super.tuyul?sk=wall yang berisi postingan dari Caroline R Tyas Sasanti
Photo diatas hasil capture id FB Super Tuyul

Kamis, 08 September 2011

Ada Apa Dengan AISHA?



... teruslah berdusta, sampai engkau muak berjanjilah...
(Lirik lagu : Sebelum Kau Bosan oleh Iwan Fals)

Kamis 08 September 2011, Pagi saat membuka situs berita di Internet, berjudul :  Tak Mau Kontroversi, Aisha Akhirnya Mengaku Tidak Pergi ke Somalia

Tentu saja judul berita tersebut langsung meluruhkan kepercayaanku kepada Aishawardhana atau Caroline Ruhning Tyassasanti.
Semoga aku korban penipuan Aisha yang terakhir...

Tapak waktu dengan Aisha :

Kronologis kenal @Aishawardhana

November  2010 - Januari 2011 periode itu aku masih jadi Relawan di lereng Merapi bersama Yayasan SAMIN Yogyakarta. Sebagai Relawan aku juga melakukan komunikasi interaktif internet melalui Facebook dan Twitter. 
Pada pertengahan Desember 2010 dari Tapak Kicau (Time Line) akun Twitter aku. ada nama @Aishawardhana (dengan avatar gadis muda berjilbab kain merah) yang ikut berkomentar dalam kicau ber-hastag #merapi dan #twitmerapi. Akun @aishawardhana belum aku ikuti (follow) sementara dia yg mengikuti aku namun aku Block.
Sejak aku Block, akun @aishawardhana selalu nimbrung diskusi dalan Hastag #merapi. 
Kemudian akhir Januari 2011 aku kembali ke Brebes, dalam Tapak Kicau Twitter ada percakapan seru tentang akun-akun Anonim melawan kawan-kawan Jurnalis yang aku kenal. Kemudian akun @aishawardhana memancing rasa penasaranku utk melakukan investigasi pemiliknya.
Pada awal Februari 2011 aku melakukan komunikasi intens dengan @aishawardhana setelah mengajukan 'ikuti' (follow) pada akun dia. Komunikasi Intens dilakukan melalui DM Twitter, Email dan HandPhone
Dalam suatu kesempatan aku mengajukan rencana untuk bertemu dengan @aishawardhana di rumahnya. Lalu lewat HP dia menunjukkan lokasi di Karawang Jawa Barat. Pada tanggal 10 Februari 2011 aku tiba di Karawang, pemilik akun @aishawardhana memberi alamat tempat tinggalnya lewat sms Griya Resinda Cluster Times Blok G1 No 6. Alamat tersebut berhasil kutemui sekaligus bertemu fisik dengan Aisha.

Selama 2 Minggu aku menginap di tempat tinggal Aisha (Resinda), kaget juga saat mengetahui Aisha sudah mempunyai 3 anak (perempuan bernama Dita, Dea dan Disya) plus anjing peliharaan jenis Salmoye bernama Joey.
Banyak cerita yang disampaikan Aisha selama aku mengidap di tempat tinggalnya, dari soal operator akun @benny_israel, file-file komunikasi via BB dengan beberapa elite Partai POlitik, Ada cerita tentang beberapa profesi kerja yg pernah Asiha lakukan dari Guru, Les Piano, dan dokter bedah rekonstruksi khusus luka bakar dan kecantikan. Yang aku saksikan selama menginap, Aisha selalu dipanggil RSUD Karawang, RSCM (dr Adhit) dan RS HErmiana Karawang utk melakukan tindakan medis.
Tanggal 24 Februari 2011, aku memutuskan untuk kembali ke Brebes dan menyatakan 'putus' hubungan dengan Aisha. Sejak saat itu anak-anak Aisha melalui sms mengabarkan bahwa ibu mereka dalam kondisi sakit.
Pertengahan Maret 2011 komunikasi kembali terjalin, dan ada kabar Aisha akan ke Tegal untuk keperluan Penelitian. Aku bertemu dia di Tegal pada awal April 2011, bercakap-cakap tentang proyek penelitian Aisha.  Komunikasi via twitter pun intens kembali dan mulai muncul akun @rawinala (yg mengaku sebagai Staff Kedubes Vatikan yg menjadi korban asmara tookoh Parpol di Indonesia)
Pada Bulan Mei 2011 Aisha kembali ke Tegal dan aku temui dia, aku sampaikan rencana keberangkatanku ke Siantan-Tarempa (Kabupaten Kepualauan Anambas Propinsi Riau) untuk mengantar Keponakan saat liburan sekolah pada pertengahan Juni 2011. Aisha bersedia membantu pembelian Tiket KM Bukit Raya (biaya Tiket dari Ibu kandung Keponakanku)

Rabu 15 Juni 2011 Aku dan Alif (keponakanku) berangkat ke Jakarta dan bertemu dgn Aisha di Terminal Tanjung Priok pada Kamis 16 Juni 2011. Keberangkatan kami di pelabuhan Tanjung Priok diantar Aisha. 
Sabtu 18 Juni 2011 Aku dan Alif tiba di Tarempa, Aisha selalu berkomunikasi via HP dan Internet (FB dan Twitter).
Minggu 10 Juli 2011, aku dan keponakan menggunakan KM Bukit Raya dari Trempa menuju Tanjung Priok. Dalam perjalanan Kapal yang kamu tumpangi mendapat Tambahan penumpang TKI/TKW yang dipulangkan paksa oleh Malaysia (jumlahnya 700 orang). Aku beri kabar Aisha tentang TKI dan TKW tersebut. Lalu Aisha membalas kabar, bahwa dia akan menjemput TKI/TKW itu untuk Aksi Pemeriksaan Kesehatan bersama ACT (Aksi Cepat Tangap)
Rabu 13 Juli 2011 senja hari, Kapal berlabuh di Tanjung Priok, dan aku melihat aksi ACT dan Aisha melakukan pemeriksaan medis thd TKI dan TKW yang dipulangkan paksa oleh pemerintah  Malaysia. Usai melakukan pemeriksaan medis Aisha mengantar aku dan keponakan menuju stasiun Gambir utk pesan tiket Cirebon Ekspress menuju Brebes.

Kamis 14 Juli 2011, Aisha mengantar Aku dan Keponakan sampai ke Brebes. Lalu Jumat 15 Juli 2011 Aisha kembali ke Karawang Jawa Barat. Komunikasi kami tetap berjalan lancar.

Awal Agustus 2011 Selama bulan puasa komunikasi dengan Aisha dilakukan via HP dan internet. Dalam komunikasi tersebut ada kabar Aisha akan berangkat ke Somalia bareng ACT pada pertengahan bulan Agustus 2011. Anehnya pada saat satu hari sebelum tanggal pemberangkatan Tim ACT ke Somalia, Aisha justru pergi ke Brebes. Alasan Aisha akan pamit ke Ibu dan nenekku.  
Saat aku bertanya perihal keberangkatan ke Somalia bersama ACT, Aisha menyatakan ada kendala pada pembuatan pasport atas nama Aisha Wardhana. Jadi Aisha akan berangkat sendiri menuju Somalia, dan setiba di Moghadisu akan bergabung dengan ACT.
Sabtu 27 Agustus 2011 dapat kabar via Twitter bahwa Aisha sudah berada di Kenya Afrika, dan perjalanan ke Mogadishu terkendala oleh kegiatan medis pada beberapa posko milik PBB yang melibatkan Aisha.
Selasa 30 Agustus 2011 Sore Aisha telpon via HP (dgn nomor XL) mengkabarkan kegiatannya dia di Somalia. Dikatakan dia bertugas dengan Keyko (relawan Jepang). 
Pada Malam harinya dapat kabar dari @harintovarhdan tentang ditangkapnya Aisha oleh tentara berbaret Biru (disebutnya pemberontak Somalia), harinto mengabarkan Aisha dibawa Tentara tsb dan terbang dang Herkules menuju Rwanda. 
Rabu 31 Agustus 2011 Harinto via DM twitter mengabarkan Aisha ditembak tentara, dan dia sempat melihat video penembakan (59 detik) yg direkan wartawan kulit putih. 
Kamis 1 September 2011 BB (BlackBerry) milik Aisha aktif dan dioperasikan oleh seseorang bernama Charles dari Organisasi Yout Somalian. 
Jumat 2 September 2011 Komunikasi dgn  Charles via YM diperoleh kronologi hilangnya Aisha dan penemuan mayat perempuan (dalam kondisi terbakar hangus dgn cincin berukir nama 'Bustanul Arifin 12 02 2011')
Senin 5 September 2011 dini hari, ada kabar via DM Twitter oleh Harinto berisi : Aisha ditemukan, oleh Relawan asing dari Perancis bernama Damien. Harinto juga mengabarkan Aisha sudah berada di Johanesburg Afsel menunggu pesawat pada tengah hari yang sama. Lalu Aisha melalui HP menelpon aku dan menyatakan rasa kangen serta menderita luka di Bahu.  Sore hari aku ditelpon jurnalis detik.com (bernama Zizah) utk wawancana. Usai wawancara dengan detik.com, aku menerima telepon dari Ulin Yusron beritasatu.com untuk wawancara juga.
 Selasa 6 September 2011 malam, aku menerima telepon dari Aisha, dia berkabar sudah berada di Karawang, mendarat sore dengan pesawat yang tidak disebutkan identitasnya.

Rabu 7 September jelang Isya, Aisha telpon dan berkata : Mas, sudah membuka identitas asliku pada publik, keluarga besarku akan malu, mas siap-siap saja berhadapan dengan keluarga besarku

Kamis, 8 September mulai banyak telepon dan permintaan konfirmasi kabar, juga wawancara dari berbagai media massa.

Brebes, 08 September 2011

Bustanul 'bokir' Arifin


Rabu, 07 September 2011

KLARIFIKASI LANJUTAN





Melalui surat ini saya :

Bustanul Arifin
Alamat : Jl Telaga Renjeng no 13 Kaligangsa Wetan Brebes

Ingin menyampaikan klarifikasi terkait pemberitaan di media massa yang menyebutkan hilangnya seseorang bernama dr. Aisha Wardhana di Somalia, Afrika.
Sebagaimana surat klarifikasi sebelumnya yang saya upload pada halaman situs blog http://bustanulis.blogspot.com/  dengan judul KLARIFIKASI, saya memutuskan perlu ada klarifikasi lagi mengingat perkembangan kabar berikutnya dapat berpotensi merugikan diri saya..

Berikut beberapa klarifikasi tambahan yang ingin saya sampaikan :

1.  Saya memang mengenal secara pribadi pemilik akun @aishawardhana yang nama sebenarnya (sesuai KTP) adalah Caroline Ruhning Tyassasanti dengan alamat terakhir di Griya Resinda Cluster Times blok G1 nomor 6 Karawang Jawa Barat.

2. Saya juga mengakui memang ada hubungan asmara dengan Aisha, namun belum ada bukti Resmi (Akta Nikah) sebagai suami Aisha Wardhana.

3. Aisha mengabarkan kepada saya rencana kepergiannya ke Somalia bersama tim Aksi Cepat tanggap (ACT) pada tanggal 20 Agustus 2011 namun karena alasan yang tidak disebutkan kemudian membatalkan rencana tersebut dan memutuskan untuk menyusul dengan berangkat sendiri.

4. Aisha kemudian pamit kepada saya untuk berangkat ke Somalia pada tanggal 16 Agustus 2011 Saat itu sebenarnya saya memiliki banyak pertanyaan kepada Aisha terkait rencana keberangkatannya tersebut, mengingat Aisha hanya memberikan informasi singkat tentang rute yang akan dilaluinya namun tidak bersedia memberikan informasi yang lebih detail, termasuk no.kontak dan orang-orang yang akan membantu perjalanannya ke sana.

3. Kabar terkait hilangnya Aisha Wardhana di Somalia pertama kali dimunculkan oleh pemilik akun twitter @harintovardhana di timeline nya pada tanggal 2 September 2011, dengan mention antara lain :

@harintovardhan @bustanulis Ya, Mas. Sahabat itu pergi. (tanggal 2 September 2011)
@harintovardhan @bustanulis Ya. The Fighter. Mereka membunuhnya. (tanggal 2 September 2011)


5. Selanjutnya akun @harintovardhana membuat beberapa statement dengan hashtag #SeptemberHope hingga tanggal 3 September 2011.

6. Pada tanggal.... jam... Aisha menelepon saya via HP, menyatakan dirinya masih hidup dan mengalami luka tembak pada bagian bahu, tanpa bersedia memberi penjelasan detail.

7. Pada tanggal 5 September 2011 @harintovardhana membuat kabar :
harintovardhan Mas @bustanulis sdh brhsl lakukan kontak telpon dgn @aishawardhana.
Saat itu saya agak terkejut karena merasa belum menginformasikan telepon dari Aisha ini kepada siapapun, termasuk kepada @harintovardhana.

8. Pada tanggal 5 September saya menerima wawancana via HP dengan zizah, wartawan detik.com dan Ulin Yusron dari beritasatu.com. Hasil wawancara saya dapat dibaca di kedua portal berita tersebut.

9. Pada Senin tanggal 5 September 2011 siang pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengirim SMS (atas nama Tatang S) kepada saya, lalu saya jawab dengan memberikan nomor kontak HP Aisha. Karena banyak nomor tidak dikenal yang menghubungi saya, sementara kondisi psikis saya sendiri saat itu belum siap untuk berkomunikasi,  maka pada 5 September 2011 HP saya matikan. Saya mohon maaf jika saat itu pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan untuk membantu mencari tahu tentang kepastian kabar ini tidak berhasil menghubungi saya.

10. Pada Selasa Sore tanggal 6 September, Aisha memberi kabar via HP dari nomor +6287770115075, menyatakan sudah berada di Karawang, Jabar. Sewaktu saya tanyakan tentang detail kedatangan termasuk dengan pesawat apa dan siapa pengantarnya, Aisha tidak bersedia memberi penjelasan lebih lanjut dan berjanji akan menceritakan semuanya pada saatnya.

11. Hari ini, Rabu 07 September 2011, saya mencoba menghubungi kembali Aisha via HP untuk meminta penjelasan lagi dari yang bersangkutan, namun tidak ada jawaban dari Aisha, (HP dimatikan)

12. Saya sangat berharap Aisha bersedia memberikan penjelasan terbuka kepada tentang apa yang sebenarnya terjadi, karena peristiwa ini telah menjadi perhatian publik.

Demikian klarifikasi lanjutan dari saya. Saya mempersilakan pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan dengan hal ini untuk menelusuri lebih lanjut tentang kebenaran peristiwa hilangnya dr. Aisha Wardhana di Somalia. Saya juga siap memberikan informasi dan keterangan apapun yang diperlukan untuk itu, karena jika seluruh cerita itu ternyata terbukti fiktif/tidak benar, saya termasuk pihak yang dirugikan dari peristiwa tersebut.


Brebes, 07 September 2011

Bustanul 'bokir' Arifin




Minggu, 04 September 2011

KLARIFIKASI



Kepada kawan-kawan semua

Surat ini dibuat sebagai klarifikasi atas pemberitaan pada media detik.com tentang Hilangnya dr Aisha Wardhana di Somalia Afrika.
Ada beberapa hal yang akan disampaikan dalam surat ini, antara lain :

1.  Bustanul 'bokir' Arifin kenal dengan pemilik akun twitter @aishawardhana

2.  Rencana Kepergian Aisha ke Somalia sudah diketahui sejak pertengahan bulan Agustus 2011

3.  Kabar tentang Aisha ditembak oleh pasukan pemberontak Somalia diterima Bustanul pada tanggal 31 Agustus 2011 via e-mail dan DM twitter oleh @Harintovardhan

4. Kabar Aisha sdh ditemukan oleh Tim Relawan asing di Somalia (yang menemukan Aisha bernama Damien relawan asal Perancis) pada tanggal 05 September 2011

5.  Kabar Aisha sudah berada di Johanesburg Afsel menunggu penerbangan ke Indonesia juga diterima pada tanggal 05 September 2011

6.  Lewat telepon seluler pada tanggal 05 September 2011, Aisha menyatakan : mengalami luka tembak pada bagian bahu, dan sudah mendapat pengobatan Tim Medis

Demikian surat ini dibuat

Brebes, 05 September 2011
Bustanul 'bokir' Arifin