Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Januari 2014

Pemandangan


Duduk di sudut tertentu dalam pasar tradisional, hirup aroma parfum perempuan tengah belanja campur aduk dengan keringat kuli dan tukang becak. Sesekali sengatan busuknya sampah dan bangkai-bangkai hewan kecil colek sensor dalam hidung. Mata memindai bentuk buah, sayur, daging, payudara, pantat, otot-otot berbalut kulit legam, rambut beraneka warna.

Ramai obrolan, tawar menawar harga, keluhan jiwa, harapan-harapan walau setitik terbitnya. Kabar tentang pemilihan kepala desa, korupsi, turunnya niat gotong royong antar warga, hangusnya hati dibakar hasrat cinta. Debat tanpa tuntas, pertengkaran dalam diam, doa-doa berbaju air mata, umpatan keras, bujuk rayu dan gejolak nafsu kasat mata, dukun-dukun laris sepertinya.

Barang-barang dagangan menggunung, berharap semua bisa ditukar dengan mata uang entah bentuk logam maupun kertas dengan ukuran cetak khusus. Tentu tidak seperti sulap, penukaran berlangsung tapak demi setapak meniti waktu. Pemegang amanat pimpinan pasar sibuk setor duit untuk kerabat dan kolega bisnisnya, petugas pemungut pajak, sampai teller bank resmi maupun ilegal. Bagai pusaran angin, lambungkan nilai transaksi, banting moral hingga terjembab pedih jadi sampah.

Jiwa ini jadi gila diam-diam, tatap pemandangan ini.



Bustanul 'bokir' Arifin
Pasarinduk Brebes, 9 Januari 2014

Selasa, 07 Januari 2014

Politikus


Pada suatu hari, 3 anak usia belasan tahun bertanya, "Apa politikus itu?" Lantas ada jawab dalam bentuk tanya pula, "Itu tugas atau pekerjaan rumah dari guru sekolah kalian?" "Bukan, justru guru di sekolah belum jelaskan soal itu." jawab mereka senada.

Lalu mencoba cari arti politikus pada sekian buku pelajaran milik 3 anak tadi, yang ada hanya paparan peristiwa masa lalu berikut nama-nama politikus yang harus dihafal dan jadi jawaban bernilai benar saat ujian. Masih telusuri buku-buku pelajaran sekolah itu, dan berulang temu kalimat perintah : silahkan diskusi bersama teman lalu busat kesimpulan!

Agar tidak ada penasaran terbit pada pikiran 3 anak maka dibuatlah penjelasan sesuai pengalaman bejar di jalanan dan alam semesta. Dan bukan penjelasan seorang dokterandes, doktor apalagi profesor.

Begini penjelasannya berikut tanya jawab dengan anak-anak (A,B dan C) itu:

"Dalam rumah kalau ada masalah kepada siapa kalian akan mengadu?"
A: "Bapak!"
B: "Ibu!"
C: "Tidak ada"

"Mengapa ada jawaban 'Tidak ada' untuk tempat mengadukan masalah?"
C: "Bapak dan Ibu sibuk, jadi kalau ada masalah lebih baik diam. Kalau mengadu malah dapat marah."

"Kakak atau adikmu?"
C: "Malah bingung mereka."

"Paman atau Bibi?"
C: "Sibuk juga,"

"Nah, kamu perlu politikus."
C: "Hah?!"

"Politikus itu ada untuk jadi tempat warga bertanya dari soal main sepak bola di pekarangan, pekerjaan rumah tugas guru di sekolah, bingungnya kakak dan adik, bahkan soal sibuknya Bapak Ibu, Paman dan Bibi. Dan politikus itu cerdas karena bisa menjawab semua tanya itu, walaupun cukup dijawab dengan kalimat: 'Saya tampung, dan janji semoga terjawab pertanyaan ini."

Lalu si A,B dan C pun seakan-akan sudah ketemu si politikus.


--
Bustanul 'bokir' Arifin
Kaligangsa Wetan - Brebes, 7 Januari 2014

Sabtu, 04 Januari 2014

Baju Tidur


Waktu itu, diajak oleh kawan pergi ke pasar untuk belanja beberapa baju tidur perempuan dalam jumlah banyak. Aku tidak menduga tujuan dia membeli baju tidur kwalitas bagus itu untuk apa, malah sangat kaget saat tahu baju-baju itu untuk siapa.

Mungkin lebih dari dua puluh baju yang dibeli, aku tidak ikut menghitung secara pasti. Usai pembelian, kami masuk dalam mobil sewaan, dan kawan ini berkata kepada supir: 'Ayo pak, kita menuju lokasi A, B dan C...' Inilah awal aku terkejut, lokasi A, B dan C adalah tempat perawatan warga yang mengidap 'schizophrenia' dan sejenisnya. Lokasi A, B dan C tidak berdekatan, tempat itu dikelola bukan oleh pemerintah.

Sampai di lokasi A, B dan C kawan ini langsung menemui pihak pengelola dan berkata dia bawa sesuatu untuk mereka yang sedang dirawat dalam beberapa ruang kamar. Si kawan sudah punya data jumlah perempuan-perempuan yang dirawat, dan dia serahkan baju tidur bagus sesuai dengan data yang ada.

Uniknya semua baju diserahkan pada pengelola, kawan bilang, "Lihat saja besok, apakah pengelola akan beri baju-baju itu pada perempuan dalam ruang perawatan atau diberikan kepada anggota keluarganya sendiri," ujar dia tanpa beban.

Selang beberapa bulan, kawan datang lagi dan langsung nengok lokasi A, B dan C. Apakah pembaca tulisan ini bisa menebak yang jadi kenyataan di lokasi-lokasi itu? Bila tebakan tepat, maka akan tahu siapa yang gila sebenarnya.

Bustanul 'bokir' Arifin
Brebes, 4 Januari  2014

Kamis, 02 Januari 2014

Sayang

hari ini
aku dilecut
oleh cambuk-cambuk berduri tajam

cambuk dari masa kelam
teusuri riwayat cambuk
sejak kapan suka lukai kulit
munculkan rasa trauma
pada perih
sebatas kulit ari

rakyat tidak mudah tunduk
pada jongos pencambuk
rakyat tunggu
yang berani rebut cambuk

duhai ikan pari
dikau lahir bawa cambuk
justru dirimu punah
dilumat pemburu cambuk

cambuk
cambuk tak lagi perihkan kulit
pada mereka yang tahu
kulit, daging, tulang, jantung
ada
tempat
dan
geliat hidup
usah redup


Bustanul bokir Arifin
dua Januari 2014