Total Tayangan Halaman

Senin, 17 Oktober 2011

CANTIK 01




Belasan cewek cantik mengenakan pakaian seksi, mereka lakukan aksi melindungi 'Badan Anggaran' DPR-RI. Tentu saja kalimat yang dikutip dari situs berita di Indonesia ini mudah memancing komentar bernada sinis terhadap 'perempuan cantik', dibandingkan telaah kritis atas kenyataan kondisi ekonomi-sosial warga.

Lain perkara, seorang tukang becak bernama Juri khawatir saat membawa penumpang seorang perempuan cantik pada dini hari, karena jalur jalan yang akan dilalui becak merupakan jalur rawan pelecehan dari para preman. "Neng, bawa kain batik atau sarung?" tanya Juri. "Ada nih bang kain batik dalam tas saya," jawab si Neng. " Segera tutupi kepala dan tubuh Neng dengan kain itu, biar dikira penumpang yang sakit agar tidak diganggu preman di jalan," saran Juri. Singkat cerita perempuan cantik tersebut selamat sampai tujuan, dan tidak usah berpikir macam-macam atas balas jasa untuk Juri dari penumpangnya.

Menjadi cantik itu perlu proses dan pengakuan warga juga, setelah nilai 'cantik' menjadi sandangan sehari-hari muncul berbagai serangan dari mereka yang punya hasrat kuasa. Jenis-jenis serangan pun bervariasi, dari yang brutal hingga halus bagai tepung karbon.

Ideologi penguasaan atas subyek pemilik 'cantik' sudah lama terjadi dalam kehidupan manusia. Gambaran tapak upaya penguasaan ini sudah menjejak pada artefak-artefak purba manusia. Apabila dalam kehidupan millenium III ini ternyata masih saja terjadi, upaya-upaya yang sejalur dengan ideologi penguasaan subyek 'cantik', maka perlu ada evaluasi menyeluruh khususnya pada peranan alat-alat komunikasi yang semakin mampu menembuas ruang dan waktu.

Brebes, 17 Oktober 2011

Tidak ada komentar: