Total Tayangan Halaman

Senin, 12 Desember 2011

uEDAaan-Tenan

bila jurnalis sudah berilusi, lalu buat berita fiktif? 

bila sutradara sudah kehabisan ide cara bercerita?

bila supporter sepak bola pindah dukung pemain catur?

bila tokoh agama jadi jongos hedonis?


bila ilmuan sudah telanjang dan duduk sendirian di trotoar?


bila idola warga di televisi sudah jadi gelandangan pinggir kota?


bila sastrawan telah buta huruf? 


bila musisi pindah haluan jadi tukang kayu? 


bila serpihan ayat-ayat kitab suci ditempel pada lantai kakus?


bila pasarinduk berubah jadi kuburan?


bila bencana alam jadi obat mujarab bagi warga yang sakit?


bila hakim yang adil digantung untuk jadi hiasan pesta orang kaya? 


.... itu belum seberapa, sebab aku cinta kamu...


Desember 13 2011, Jogjakarta



Senin, 24 Oktober 2011

Sebongkah Arang Jantung yang dibakar Jaman


sudah tidak ada lagi bau tanah subur pada serambi rumahmu... 
kini tampak becek diaduk-aduk babi hutan, 
sudah tak tumbuh lagi bunga-bunga cantik itu, 
kini penuh akar-akar kering yang tercerabut dari pangkuan tanah pertiwi



masih percaya pada mitos dan ideologi usang?
masih percaya pada janji-janji kaum Tua?
masih percaya pada iming-iming harta dari durjana Tua penimbun harta?



lalu salahkan empu Gandring yang menempa biji besi jadi keris Kebo Ijo
lalu salahkan anak kecil yang mencabut lidi di ranah Rawapening
lalu salahkan semua kaum muda yang telah ditipu akal busuk dan licik kaum Tua



apa masih butuh cermin besar yang ditempel pada dinding? 
sementara cermin multidimensi telah nyaman berdiam dalam saku anak masa kini
jarum jam dinding pun sulit dipercaya, 
apalagi pada sekerat hati yang mulai berkarat


pada tanah tandus lebih pantas dirikan rumah,
serbab tanah becek telah dikuasai babi hutan
pada mula jadi kembali 
hanya sebongkah arang jantung yang dibakar jaman
kubawa cerita untuk kawan-kawan



Brebes, Oktober 24 2011
Bustanul Bokir Arifin

Senin, 17 Oktober 2011

CANTIK 01




Belasan cewek cantik mengenakan pakaian seksi, mereka lakukan aksi melindungi 'Badan Anggaran' DPR-RI. Tentu saja kalimat yang dikutip dari situs berita di Indonesia ini mudah memancing komentar bernada sinis terhadap 'perempuan cantik', dibandingkan telaah kritis atas kenyataan kondisi ekonomi-sosial warga.

Lain perkara, seorang tukang becak bernama Juri khawatir saat membawa penumpang seorang perempuan cantik pada dini hari, karena jalur jalan yang akan dilalui becak merupakan jalur rawan pelecehan dari para preman. "Neng, bawa kain batik atau sarung?" tanya Juri. "Ada nih bang kain batik dalam tas saya," jawab si Neng. " Segera tutupi kepala dan tubuh Neng dengan kain itu, biar dikira penumpang yang sakit agar tidak diganggu preman di jalan," saran Juri. Singkat cerita perempuan cantik tersebut selamat sampai tujuan, dan tidak usah berpikir macam-macam atas balas jasa untuk Juri dari penumpangnya.

Menjadi cantik itu perlu proses dan pengakuan warga juga, setelah nilai 'cantik' menjadi sandangan sehari-hari muncul berbagai serangan dari mereka yang punya hasrat kuasa. Jenis-jenis serangan pun bervariasi, dari yang brutal hingga halus bagai tepung karbon.

Ideologi penguasaan atas subyek pemilik 'cantik' sudah lama terjadi dalam kehidupan manusia. Gambaran tapak upaya penguasaan ini sudah menjejak pada artefak-artefak purba manusia. Apabila dalam kehidupan millenium III ini ternyata masih saja terjadi, upaya-upaya yang sejalur dengan ideologi penguasaan subyek 'cantik', maka perlu ada evaluasi menyeluruh khususnya pada peranan alat-alat komunikasi yang semakin mampu menembuas ruang dan waktu.

Brebes, 17 Oktober 2011

Senin, 12 September 2011

RUMAH: Dongeng untuk lelaki kecilku

RUMAH: Dongeng untuk lelaki kecilku: Mengapa engkau terjaga anakku ? Apakah engkau mendengar suara derap kaki itu ? kemarilah anakku, ibu akan ajak engkau mendekat ke jendela. M...

Riwayat Kerjaku di Koranlokal

Riwayatku di koranlokal.com

diawali Bertamu di koranlokal.com bulan Oktober  2008 | Kantor redaksi masih berada di lahan parkir Pacific Mall kota Tegal, berdampingan dgn beberapa mesin ATM bank swasta.

Diajak proyek editing film Profil Anggota DPRD Kota Tegal, Profil Anggota DPRD Kabupaten Tegal, editing Video Klip Kampanye Rojikin (anggota DPRD FPDIP Kabupaten Tegal).
Ditawari sebagai awak kroanlokal.com 

Mulai bekerja di koranlokal (tanpa ada surat resmi perjanjian kerja) sebagai awak kerja dalam posisi editor berita, olah gambar KoranlokalTV, editing gambar berita utk dikirim pada metroTV, editor berita-berita yang dikirim oleh reporter koranlokal.com. (karena pemilik koranlokal.com adalah Koresponden MetroTV wil Tegal dan sekitarnya)

Selama kerja di koranlokal.com mendapat upah per bulan Rp 350.000 rupiah.

Keluar dari koranlokal.com karena ada undangan shooting acara Barometer SCTV sebagai Obama van Tegal (April 2009). Dan tidak pernah bertamu di kantor redaksi koranlokal.com

Selama bekerja di koranlokal.com tidak kenal dengan petinggi koranlokal.com berinisial WHD, petinggi yang aku kenal adalah Bambang Mujiono (koresponden MetroTV) dan Nur Said Muji Makmur (pimred koranlokal).

Terkait kabar :
http://www.detiknews.com/read/2011/09/06/121852/1716435/10/bustanul-suami-dr-aisha-pernah-jadi-jurnalis-dan-merekayasa-berita

Semua yang dikatakan WHD (petinggi koranlokal.com) yang membuat pernyataan di detik.com tidak benar adanya.

Setelah adanya kabar tersebut diatas, penulis sdh mengirim surat pembaca ke redaksi detik.com, termasuk kirim SMS kepada Bambang Mujiono utk menanyakan identitas WHD.

Namun sampai tulisan ini dibuat,  tanggal 12 September 2011 tidak pernah ada keterangan resmi dari Bambang Mujiono maupun koranlokal.com

Bustanul 'bokir' Arifin

Brebes, 12 September 2011




Minggu, 11 September 2011

Super Tuyul = Caroline R Tyas Sasanti = Aisha Wardhana

 
dalam tulisan : ada apa dengan Aisha? ada akun super tuyul yang gencar berkomentar, ternyata dia punya akun facebook : http://www.facebook.com/super.tuyul?sk=wall yang berisi postingan dari Caroline R Tyas Sasanti
Photo diatas hasil capture id FB Super Tuyul

Kamis, 08 September 2011

Ada Apa Dengan AISHA?



... teruslah berdusta, sampai engkau muak berjanjilah...
(Lirik lagu : Sebelum Kau Bosan oleh Iwan Fals)

Kamis 08 September 2011, Pagi saat membuka situs berita di Internet, berjudul :  Tak Mau Kontroversi, Aisha Akhirnya Mengaku Tidak Pergi ke Somalia

Tentu saja judul berita tersebut langsung meluruhkan kepercayaanku kepada Aishawardhana atau Caroline Ruhning Tyassasanti.
Semoga aku korban penipuan Aisha yang terakhir...

Tapak waktu dengan Aisha :

Kronologis kenal @Aishawardhana

November  2010 - Januari 2011 periode itu aku masih jadi Relawan di lereng Merapi bersama Yayasan SAMIN Yogyakarta. Sebagai Relawan aku juga melakukan komunikasi interaktif internet melalui Facebook dan Twitter. 
Pada pertengahan Desember 2010 dari Tapak Kicau (Time Line) akun Twitter aku. ada nama @Aishawardhana (dengan avatar gadis muda berjilbab kain merah) yang ikut berkomentar dalam kicau ber-hastag #merapi dan #twitmerapi. Akun @aishawardhana belum aku ikuti (follow) sementara dia yg mengikuti aku namun aku Block.
Sejak aku Block, akun @aishawardhana selalu nimbrung diskusi dalan Hastag #merapi. 
Kemudian akhir Januari 2011 aku kembali ke Brebes, dalam Tapak Kicau Twitter ada percakapan seru tentang akun-akun Anonim melawan kawan-kawan Jurnalis yang aku kenal. Kemudian akun @aishawardhana memancing rasa penasaranku utk melakukan investigasi pemiliknya.
Pada awal Februari 2011 aku melakukan komunikasi intens dengan @aishawardhana setelah mengajukan 'ikuti' (follow) pada akun dia. Komunikasi Intens dilakukan melalui DM Twitter, Email dan HandPhone
Dalam suatu kesempatan aku mengajukan rencana untuk bertemu dengan @aishawardhana di rumahnya. Lalu lewat HP dia menunjukkan lokasi di Karawang Jawa Barat. Pada tanggal 10 Februari 2011 aku tiba di Karawang, pemilik akun @aishawardhana memberi alamat tempat tinggalnya lewat sms Griya Resinda Cluster Times Blok G1 No 6. Alamat tersebut berhasil kutemui sekaligus bertemu fisik dengan Aisha.

Selama 2 Minggu aku menginap di tempat tinggal Aisha (Resinda), kaget juga saat mengetahui Aisha sudah mempunyai 3 anak (perempuan bernama Dita, Dea dan Disya) plus anjing peliharaan jenis Salmoye bernama Joey.
Banyak cerita yang disampaikan Aisha selama aku mengidap di tempat tinggalnya, dari soal operator akun @benny_israel, file-file komunikasi via BB dengan beberapa elite Partai POlitik, Ada cerita tentang beberapa profesi kerja yg pernah Asiha lakukan dari Guru, Les Piano, dan dokter bedah rekonstruksi khusus luka bakar dan kecantikan. Yang aku saksikan selama menginap, Aisha selalu dipanggil RSUD Karawang, RSCM (dr Adhit) dan RS HErmiana Karawang utk melakukan tindakan medis.
Tanggal 24 Februari 2011, aku memutuskan untuk kembali ke Brebes dan menyatakan 'putus' hubungan dengan Aisha. Sejak saat itu anak-anak Aisha melalui sms mengabarkan bahwa ibu mereka dalam kondisi sakit.
Pertengahan Maret 2011 komunikasi kembali terjalin, dan ada kabar Aisha akan ke Tegal untuk keperluan Penelitian. Aku bertemu dia di Tegal pada awal April 2011, bercakap-cakap tentang proyek penelitian Aisha.  Komunikasi via twitter pun intens kembali dan mulai muncul akun @rawinala (yg mengaku sebagai Staff Kedubes Vatikan yg menjadi korban asmara tookoh Parpol di Indonesia)
Pada Bulan Mei 2011 Aisha kembali ke Tegal dan aku temui dia, aku sampaikan rencana keberangkatanku ke Siantan-Tarempa (Kabupaten Kepualauan Anambas Propinsi Riau) untuk mengantar Keponakan saat liburan sekolah pada pertengahan Juni 2011. Aisha bersedia membantu pembelian Tiket KM Bukit Raya (biaya Tiket dari Ibu kandung Keponakanku)

Rabu 15 Juni 2011 Aku dan Alif (keponakanku) berangkat ke Jakarta dan bertemu dgn Aisha di Terminal Tanjung Priok pada Kamis 16 Juni 2011. Keberangkatan kami di pelabuhan Tanjung Priok diantar Aisha. 
Sabtu 18 Juni 2011 Aku dan Alif tiba di Tarempa, Aisha selalu berkomunikasi via HP dan Internet (FB dan Twitter).
Minggu 10 Juli 2011, aku dan keponakan menggunakan KM Bukit Raya dari Trempa menuju Tanjung Priok. Dalam perjalanan Kapal yang kamu tumpangi mendapat Tambahan penumpang TKI/TKW yang dipulangkan paksa oleh Malaysia (jumlahnya 700 orang). Aku beri kabar Aisha tentang TKI dan TKW tersebut. Lalu Aisha membalas kabar, bahwa dia akan menjemput TKI/TKW itu untuk Aksi Pemeriksaan Kesehatan bersama ACT (Aksi Cepat Tangap)
Rabu 13 Juli 2011 senja hari, Kapal berlabuh di Tanjung Priok, dan aku melihat aksi ACT dan Aisha melakukan pemeriksaan medis thd TKI dan TKW yang dipulangkan paksa oleh pemerintah  Malaysia. Usai melakukan pemeriksaan medis Aisha mengantar aku dan keponakan menuju stasiun Gambir utk pesan tiket Cirebon Ekspress menuju Brebes.

Kamis 14 Juli 2011, Aisha mengantar Aku dan Keponakan sampai ke Brebes. Lalu Jumat 15 Juli 2011 Aisha kembali ke Karawang Jawa Barat. Komunikasi kami tetap berjalan lancar.

Awal Agustus 2011 Selama bulan puasa komunikasi dengan Aisha dilakukan via HP dan internet. Dalam komunikasi tersebut ada kabar Aisha akan berangkat ke Somalia bareng ACT pada pertengahan bulan Agustus 2011. Anehnya pada saat satu hari sebelum tanggal pemberangkatan Tim ACT ke Somalia, Aisha justru pergi ke Brebes. Alasan Aisha akan pamit ke Ibu dan nenekku.  
Saat aku bertanya perihal keberangkatan ke Somalia bersama ACT, Aisha menyatakan ada kendala pada pembuatan pasport atas nama Aisha Wardhana. Jadi Aisha akan berangkat sendiri menuju Somalia, dan setiba di Moghadisu akan bergabung dengan ACT.
Sabtu 27 Agustus 2011 dapat kabar via Twitter bahwa Aisha sudah berada di Kenya Afrika, dan perjalanan ke Mogadishu terkendala oleh kegiatan medis pada beberapa posko milik PBB yang melibatkan Aisha.
Selasa 30 Agustus 2011 Sore Aisha telpon via HP (dgn nomor XL) mengkabarkan kegiatannya dia di Somalia. Dikatakan dia bertugas dengan Keyko (relawan Jepang). 
Pada Malam harinya dapat kabar dari @harintovarhdan tentang ditangkapnya Aisha oleh tentara berbaret Biru (disebutnya pemberontak Somalia), harinto mengabarkan Aisha dibawa Tentara tsb dan terbang dang Herkules menuju Rwanda. 
Rabu 31 Agustus 2011 Harinto via DM twitter mengabarkan Aisha ditembak tentara, dan dia sempat melihat video penembakan (59 detik) yg direkan wartawan kulit putih. 
Kamis 1 September 2011 BB (BlackBerry) milik Aisha aktif dan dioperasikan oleh seseorang bernama Charles dari Organisasi Yout Somalian. 
Jumat 2 September 2011 Komunikasi dgn  Charles via YM diperoleh kronologi hilangnya Aisha dan penemuan mayat perempuan (dalam kondisi terbakar hangus dgn cincin berukir nama 'Bustanul Arifin 12 02 2011')
Senin 5 September 2011 dini hari, ada kabar via DM Twitter oleh Harinto berisi : Aisha ditemukan, oleh Relawan asing dari Perancis bernama Damien. Harinto juga mengabarkan Aisha sudah berada di Johanesburg Afsel menunggu pesawat pada tengah hari yang sama. Lalu Aisha melalui HP menelpon aku dan menyatakan rasa kangen serta menderita luka di Bahu.  Sore hari aku ditelpon jurnalis detik.com (bernama Zizah) utk wawancana. Usai wawancara dengan detik.com, aku menerima telepon dari Ulin Yusron beritasatu.com untuk wawancara juga.
 Selasa 6 September 2011 malam, aku menerima telepon dari Aisha, dia berkabar sudah berada di Karawang, mendarat sore dengan pesawat yang tidak disebutkan identitasnya.

Rabu 7 September jelang Isya, Aisha telpon dan berkata : Mas, sudah membuka identitas asliku pada publik, keluarga besarku akan malu, mas siap-siap saja berhadapan dengan keluarga besarku

Kamis, 8 September mulai banyak telepon dan permintaan konfirmasi kabar, juga wawancara dari berbagai media massa.

Brebes, 08 September 2011

Bustanul 'bokir' Arifin


Rabu, 07 September 2011

KLARIFIKASI LANJUTAN





Melalui surat ini saya :

Bustanul Arifin
Alamat : Jl Telaga Renjeng no 13 Kaligangsa Wetan Brebes

Ingin menyampaikan klarifikasi terkait pemberitaan di media massa yang menyebutkan hilangnya seseorang bernama dr. Aisha Wardhana di Somalia, Afrika.
Sebagaimana surat klarifikasi sebelumnya yang saya upload pada halaman situs blog http://bustanulis.blogspot.com/  dengan judul KLARIFIKASI, saya memutuskan perlu ada klarifikasi lagi mengingat perkembangan kabar berikutnya dapat berpotensi merugikan diri saya..

Berikut beberapa klarifikasi tambahan yang ingin saya sampaikan :

1.  Saya memang mengenal secara pribadi pemilik akun @aishawardhana yang nama sebenarnya (sesuai KTP) adalah Caroline Ruhning Tyassasanti dengan alamat terakhir di Griya Resinda Cluster Times blok G1 nomor 6 Karawang Jawa Barat.

2. Saya juga mengakui memang ada hubungan asmara dengan Aisha, namun belum ada bukti Resmi (Akta Nikah) sebagai suami Aisha Wardhana.

3. Aisha mengabarkan kepada saya rencana kepergiannya ke Somalia bersama tim Aksi Cepat tanggap (ACT) pada tanggal 20 Agustus 2011 namun karena alasan yang tidak disebutkan kemudian membatalkan rencana tersebut dan memutuskan untuk menyusul dengan berangkat sendiri.

4. Aisha kemudian pamit kepada saya untuk berangkat ke Somalia pada tanggal 16 Agustus 2011 Saat itu sebenarnya saya memiliki banyak pertanyaan kepada Aisha terkait rencana keberangkatannya tersebut, mengingat Aisha hanya memberikan informasi singkat tentang rute yang akan dilaluinya namun tidak bersedia memberikan informasi yang lebih detail, termasuk no.kontak dan orang-orang yang akan membantu perjalanannya ke sana.

3. Kabar terkait hilangnya Aisha Wardhana di Somalia pertama kali dimunculkan oleh pemilik akun twitter @harintovardhana di timeline nya pada tanggal 2 September 2011, dengan mention antara lain :

@harintovardhan @bustanulis Ya, Mas. Sahabat itu pergi. (tanggal 2 September 2011)
@harintovardhan @bustanulis Ya. The Fighter. Mereka membunuhnya. (tanggal 2 September 2011)


5. Selanjutnya akun @harintovardhana membuat beberapa statement dengan hashtag #SeptemberHope hingga tanggal 3 September 2011.

6. Pada tanggal.... jam... Aisha menelepon saya via HP, menyatakan dirinya masih hidup dan mengalami luka tembak pada bagian bahu, tanpa bersedia memberi penjelasan detail.

7. Pada tanggal 5 September 2011 @harintovardhana membuat kabar :
harintovardhan Mas @bustanulis sdh brhsl lakukan kontak telpon dgn @aishawardhana.
Saat itu saya agak terkejut karena merasa belum menginformasikan telepon dari Aisha ini kepada siapapun, termasuk kepada @harintovardhana.

8. Pada tanggal 5 September saya menerima wawancana via HP dengan zizah, wartawan detik.com dan Ulin Yusron dari beritasatu.com. Hasil wawancara saya dapat dibaca di kedua portal berita tersebut.

9. Pada Senin tanggal 5 September 2011 siang pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengirim SMS (atas nama Tatang S) kepada saya, lalu saya jawab dengan memberikan nomor kontak HP Aisha. Karena banyak nomor tidak dikenal yang menghubungi saya, sementara kondisi psikis saya sendiri saat itu belum siap untuk berkomunikasi,  maka pada 5 September 2011 HP saya matikan. Saya mohon maaf jika saat itu pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan untuk membantu mencari tahu tentang kepastian kabar ini tidak berhasil menghubungi saya.

10. Pada Selasa Sore tanggal 6 September, Aisha memberi kabar via HP dari nomor +6287770115075, menyatakan sudah berada di Karawang, Jabar. Sewaktu saya tanyakan tentang detail kedatangan termasuk dengan pesawat apa dan siapa pengantarnya, Aisha tidak bersedia memberi penjelasan lebih lanjut dan berjanji akan menceritakan semuanya pada saatnya.

11. Hari ini, Rabu 07 September 2011, saya mencoba menghubungi kembali Aisha via HP untuk meminta penjelasan lagi dari yang bersangkutan, namun tidak ada jawaban dari Aisha, (HP dimatikan)

12. Saya sangat berharap Aisha bersedia memberikan penjelasan terbuka kepada tentang apa yang sebenarnya terjadi, karena peristiwa ini telah menjadi perhatian publik.

Demikian klarifikasi lanjutan dari saya. Saya mempersilakan pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan dengan hal ini untuk menelusuri lebih lanjut tentang kebenaran peristiwa hilangnya dr. Aisha Wardhana di Somalia. Saya juga siap memberikan informasi dan keterangan apapun yang diperlukan untuk itu, karena jika seluruh cerita itu ternyata terbukti fiktif/tidak benar, saya termasuk pihak yang dirugikan dari peristiwa tersebut.


Brebes, 07 September 2011

Bustanul 'bokir' Arifin




Minggu, 04 September 2011

KLARIFIKASI



Kepada kawan-kawan semua

Surat ini dibuat sebagai klarifikasi atas pemberitaan pada media detik.com tentang Hilangnya dr Aisha Wardhana di Somalia Afrika.
Ada beberapa hal yang akan disampaikan dalam surat ini, antara lain :

1.  Bustanul 'bokir' Arifin kenal dengan pemilik akun twitter @aishawardhana

2.  Rencana Kepergian Aisha ke Somalia sudah diketahui sejak pertengahan bulan Agustus 2011

3.  Kabar tentang Aisha ditembak oleh pasukan pemberontak Somalia diterima Bustanul pada tanggal 31 Agustus 2011 via e-mail dan DM twitter oleh @Harintovardhan

4. Kabar Aisha sdh ditemukan oleh Tim Relawan asing di Somalia (yang menemukan Aisha bernama Damien relawan asal Perancis) pada tanggal 05 September 2011

5.  Kabar Aisha sudah berada di Johanesburg Afsel menunggu penerbangan ke Indonesia juga diterima pada tanggal 05 September 2011

6.  Lewat telepon seluler pada tanggal 05 September 2011, Aisha menyatakan : mengalami luka tembak pada bagian bahu, dan sudah mendapat pengobatan Tim Medis

Demikian surat ini dibuat

Brebes, 05 September 2011
Bustanul 'bokir' Arifin

Sabtu, 27 Agustus 2011

MAIN-MAIN-LAH

yo Prokonco dolanan ing njobo.... | bermain-mainlah diluar esensi, lupakan masalah hidup sebenarnya |
padhang wulan...wulane koyo rinooo | dlm kegelapan telah ada cahaya (redup) bulan yang diklaim serupa matahari |
rembulane sing ngawe-awe ngelingake ojo podo turu sore | rayuan bagi kaum oportunis untuk selalu ambil keuntungan sejak dini hari |

Brebes, Agustus 27 2011
Belakang Pasar Induk Brebes

Rabu, 06 Juli 2011

Perahuku Adalah Surgaku



Riwayat kebudayaan pelaut Indonesia, sering ditulis penuh pernyataan bombastis maskulin, terutama bila membaca pada media milik pemerintah. Lalu manakala bertemu wilayah kepulauan tempat tinggal pelaut-pelaut sebenarnya, akan terbuka beberapa fakta unik bahwa dunia pelaut penuh warna romantis dan feminin.

Sebagaimana pada kehidupan suku Melayu Laut di Pulau SIantan Kabupaten Kepulauan Anambas, tampak kental nuansa romantis dan feminin. Berikut sekelumit catatan mengenai kehidupan mereka.

***

Awalnya Abang Shaleh (72) berencana pergi memancing di laut bersama kawan Pak Bahar (63), keduanya sepakat berangkat mancing dengan Perahu Pompong ukuran besar yang selalu sandar pada dermaga dekat Pasar Ikan Siantan. Waktu melaut yang disepakati keduanya pukul 16.30 kumpul bersama 5 kawan lainnya.
Bekal memancing sudah disiapkan oleh Shaleh dan Bahar, bekal berupa peralatan pancing tanpa joran (tangkai galah pancing), satu tabung simpan nasi hangat dengan lauk rendang ikan, kue boludan roti khas Tarempa serta satu botol plastik kopi hitam, 6 buah minuman kaleng 8 buah air mineral dalam kemasan botol plastik.
Menjelang lepas sauh kapal, tiba-tiba Shaleh batal ikut serta, "Bahar, awak tak jadi ikut mancing kali ini, istriku marah-marah, bisa perang esok hari," pamit Shaleh. Bahar pun menyepakati batalnya Shaleh ikut serta. Apa sebab kemarahan istri bisa membatalkan niat Shaleh mancing? Dalam penuturan beberapa warga ada kesepakatan tak tertulis bahwa restu istri merupakan salah satu syarat penting untuk pergi melaut. Shaleh pernah bertutur bahwa dirinya lebih baik tidak melaut daripada istri murka hingga dapat celaka di samudera. "Wah, doa istri itu penting, pernah ada kawan menampar istrinya saat dia paksa diri melaut. Tentu kami batal ajak dia, sebab beberapa kali ada musibah akibat tidak direstui istri," papar Shaleh suatu ketika.

***

Mesin Kapal pun distel, suara derunya mirip raung mobil jeep. Tali-tali tambat mulai diurai agar lambung kapal leluasa bersiap luncur diatas permukaan air asin itu. Juru mudi sudah berada di kabin sementara 5 orang lainnya mulai periksa alat pancing dengan teliti. Kapal dengan lebar lambung 5 meter dan panjang 10 meter itu pecahkan ombak didepan haluan menuju laut lepas.

Tidak banyak perbincangan antar penumpang kapal sore itu, hingga tiba pada lokasi yang dituju sebuah wilayah perairan dalam penuh terumbu karang. Ternyata ada 9 kapal Pompong ukuran kecil menunggu di lokasi yang sama. Lalu kapal milik Bahar segera lempar tali agar tertaut lambung satu dengan lainnya. Ibarat kumpulan hewan dalam lembah perburuan, kapal-kapal ini tertaut sama-sama memancing ikan.

Bila melihat isi kapal Pompong ukuran kecil milik warga suku Melayu Laut, banyak inovasi tekhnologi nautika, dari cara menempatkan mesin kapal, alat pompa tangan penguras air dalam isi lambung, ada juga sekian perkakas praktis yang dibuat fleksibel agar tidak hambat ruang gerak awak (lebih mirip pola atur perkakas dapur yang feminin). tangkai kemudi bongkar pasang (knock-down), genset lampu, lampu petromaks (untuk kapal kecil), serta ruang tidur dalam kabin kemudi.
Hampir semua pemancing di lokasi tersebut memiliki satu perkakas alas potong umpan, alat tersebut lebih mirip papan kayu alas potong pada dapur ibu-ibu di darat. Para pemancing biasa memakai umpan daging cumi-cumi, satu ekor cumi-cumi ukuran sedang akan dibelah dan diiris sedemikian rupa agar bisa dijadikan umpan pancing berkali-kali.
Pukul 17.30 semua awak kapal pemancing mulai ulur senar, satu demi satu ikan Giant Trevalli (latin-caranx ignobillis), kakap merah (latin Lutjanus sp), serta ikan-ikan komunitas terumbu karang lainnya pun terpancing dan ditarik naik ke dek kapal. Bila beberapa menit kemudian umpan tidak dimakan ikan, maka kapal pompong ukuran besar akan membimbing kapal-kapal lainnya menuju lokasi kumpulnya cumi-cumi dan teri.
Hal unik terjadi satu setengah jam berikutnya, tiba-tiba semua tali pancing digulung. Semua pemancing makan malam dan tidur. "Jelang malam ikan sudah tidak makan umpan, biasanya mereka akan kena pancing nanti saat subuh," kata Bahar sambil siap-siap tidur. Selama waktu tidur tersebut tampak kenyamanan pada masing-masing pemancing (juga didukung faktor cuaca yang bagus), mereka tidur dalam buaian ombak. Buaian ibu samudera yang hangat, membuat lelap dan nyenyak. Selama tidur kapal-kapal tetap mufakat terkait satu sama lainnya. Malam itu ada 12 kapal bersatu tali nikmati malam.
Sementara lampu-lampu kapal bersumber tenaga dari genset atau disesel kapal tidak dimatikan. Guna dari lampu-lampu tersebut untuk mempertahankan kelompok ikan cumi-cumi dan teri agar tidak pergi jaun dari bawah lambung kapal. Polah gerak cumi-cumi dan teri lebih mirip pola terbang nyamuk-nyamuk di daratan, tak beraturan dan liar.
Sebagai penanda waktu subuh, ada beberapa alat pancing yang dipasang tentu saja ditata sedemikian rupa hingga menjadi alarm penanda waktu. Begitu alarm tersebut beri tanda maka pelan tapi pasti para pemancing bangun dari tidur dan mulai memancing lagi. Hingga saat pagi kapal-kapal akan melepaskan ikatan tali untuk menuju dermaga dekat rumah darat awak mereka.

Tidak semua pemancing itu nelayan, sebagian dari mereka ada pegawai negeri sipil, sepulang rumah mereka bisa ke kantor dengan segar, sebab malam sudah nyenyak tidur dalam buaian ibu samudera.

***

Kalau warga kultur Agraris menyatakan Rumahku adalah Surgaku, maka suku Melayu Laut berkata : Perahuku adalah Surgaku. Home Ship Home ...

Tarempa, Pasar Ikan Siantan, Rabu Juli 06 - 2011





Rabu, 25 Mei 2011

LELAKI BERPUNDAK BUSUK


"Adakah yang sudi sediakan bahu untuk kesedihanku?" kata hati beberapa perempuan. Tentu saja sangat banyak laki-laki yang menjawab, "Pakai saja bahuku, dan tumpahkan semua sedihmu."

"Maaf, saya hanya pilih bahu tertentu, terutama yang bisa merahasiakan sedihku," jawab perempuan-perempuan itu.

Betapa aneh jawaban itu,
"Sejak kapan bahu yang ada di sekitar pundak Laki-laki dibeda-bedakan?"
"Sejak aku dikhianati lelaki, dan tidak mau dikhianati untuk kesekian kalinya," jawab mereka.
"Berapa jumlah pengkhianat itu? Apa akibat bersandar pada bahu satu lelaki pengkhianat, lalu kau nyatakan semua bahu harus diseleksi?"

Hanya diam dan diam, tak ada lanjutan percakapan.

*Sejak percakapan itu, ada rasa bagaimana menjadi LELAKI BERPUNDAK BUSUK*

Brebes, 26 Mei 2011

Kamis, 14 April 2011

Ketika Staff-Khusus Tertinggal


Pagi itu Wanyad tidak narik becak, dan ingin jalan-jalan ke Pasar Pagi kota Tegal. Usai mandi dan berdandan rapih, dia jalan kaki menuju lokasi perlintasan angkutan umum jurusan Brebes-Tegal.


Sesampainya di lokasi perlintasan itu, Wanyad berdiri tegak menunggu angkutan dengan santai. Beberapa menit kemudian tiba anggkutan umum berupa minibus, hadir dengan kecepatan tinggi dari arah barat, lalu dengan rem yang pakem berhenti dekat Wanyad. Serentak masuk ke angkutan dan memilih tempat duduk yang kosong, wuss! angkutan pun langsung melesat menuju arah kota Tegal.

Eit, sebentar dulu... ada yang aneh di angkutan umum. "Ada yang tertinggal!!" celetuk remaja berseragam sekolah yang duduk di belakang Wanyad. Sontak semua penumpang bergunjing dan bergumam, sebagian besar penumpang adalah ibu-ibu yang baru saja pasar. Anehnya belum ada penumpang yang beri seruan kepada supir angkutan.

Ternyata, Staff Khusus supir alias kernet, orang yang bertugas cari penumpang dan memungut ongkos jasa angkutan tertinggal di lokasi Wanyad berdiri. Akibat tidak ada yang berseru kepada supir, staff tersebut tertinggal hingga 5 kilometer lebih. Sang supir sendiri baru sadar atas kehilangan staff khususnya ketika tiba di lokasi 'ngetem' dekat kompleks sekolah dan perkantoran.

"Duuul, dul?!!!," teriak supir memanggil staff khususnya, tak ada suara si Dul, malah dibalas dengan teriakan Wanyad, "Staff Khususe tertinggal Bro," seru Wanyad.

Reaksi supir langsung garuk-garuk kepala, padahal tidak gatal. "Bagaimana sih? kok bisa ketinggalan?" keluh supir kebingungan. Maka dengan laju kecepatan amat sangat pelan sang supir tetep cari penumpang sambil menunggu angkutan lain dari arah belakang, tentu dengan harapan Staff Khusus itu akan naik dan menyusulnya.

Dua-tiga angkutan melintas, malah terdengar suara-suara ledekan dari awak angkutan yang menyalip minibus ini. "Supir gebleg! Itu Staff Khsusmu tertinggal!" demikian suara-suara ledekan itu. Hanya nyengir kuda sebagai balasan supir terhadap ledekan-ledakan itu.

Syukurlah pada angkutan berikutnya tampak seorang laki-laki muda turun dan segera menemui supir. "Boss, mengapa saya ditinggal? Ah boss ngelamun sih?," selorohnya. Lalu sang supirpun memberi penjelasan singkat, dan pada menit berikutnya angkutan Minibus yang ditumpangi Wanyad pun melaju lagi ke arah kota Tegal.

Brebes, April 15 20011
- Indonesia bukanlah Angkutan Umum, namun tidak sedikit warga yang menjadi awak angkutan umum- Wanyad.

Senin, 07 Maret 2011

MALING HATI ULANG TAHUN


"Nyad, orang jujur itu seribu banding satu," kata Dalban pagi itu.

"Kata siapa, pemahaman seperti itu ulah segelintir orang yang tidak jujur," balas Wanyad.

"Kok, bisa? Nyatanya banyak masalah akibat orang-orang tidak jujur!" ujar Dalban pertahankan kalimat awal.

"Masa depan warga banyak itu ada pada tangan mereka sendiri, namun ada segelintir orang diberi kesempatan untuk bertempat pada posisi penentu laju jaman di wilayah ini. Contoh sederhana, masa depan satu keluarga kadang dipengaruhi ulah salah satu anggotanya, entah itu anak atau kepala keluarganya." kalimat awal Wanyad.

"Tidak bisa demikian, Nyad! Tetep saja banyak maling, rampok dan koruptor!" timpal Dalban sengit.
"Oke, dalam satu kampung ada berapa maling? Apa semuanya jadi maling? Jumlah maling itu sedikit, justru karena penentu hukum tidak jujur, maka mereka yang bukan maling tergiur untuk jadi maling. Apalagi kabar yang tersebar menyatakan : jadilah maling yang dilindungi pada aparat hukum, maka akan aman. Nah apakah orang-orang curang itu berjumlah banyak?" sosor Wanyad.

"Bagaimana selanjutnya?" kicau Dalban penasaran.

"Tetap saja masa depan individu, ada pada kerja keras dan fokus pikirnya. Dan kabar orang jujur hanya sedikit itu disampaikan oleh sumber yang curang pula." enteng Wanyad nyablak sambil menyalami tangan Dalban.

Tak usah lembek, apa lagi berangan suasana surga, padahal masih di dunia.

Bustanul Bokir Arifin
Maret 08 2011