Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 April 2012

Vulkanisir Pemerintah Daerah




Pengertian dasar Vulkanisir adalah = A retread, also sometimes known as a "recap," or a "remould" is a previously worn tire which has gone through a remanufacturing process designed to extend its useful service life. (Wikipedia).
Dengan penjelasan mekanik, ban bekas dikupas permukaan 'kembang'-nya, lalu diberi semajam zat perekat, ditempel dengan 'kembang' motif baru, diakhiri dengan himpitan mesin pres panas yang butuh energi besar. Pada waktu yang sudah terlatih ban bekas tersebut tampak 'baru' dan siap dipasarkan.


Pemerintah Kabupaten sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 adalah : Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya  dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Vulkanisir Pemerintah Kabupaten telah menjadi fakta. Apakah yakin kepala daerah (Bupati/Walikota) hasil binaan partai politik tidak membawa kepentingan politis dalam pengelolaan pemerintahannya? Memang ada yang berhasil baik, dan lainnya berakibat buruk bagi warga. Akibat buruk paling nyata adalah rusaknya infrastruktur pendukung kehidupan warga secara pelan tapi pasti.

Pemilihan kepala daerah secara langsung, bila dilakukan dengan landas atur benar-benar jujur akan menghasilkan suhu panas di daerah. Suhu panas yang bisa dikendalikan dengan bagus akan mencetak roda-roda pemerintahan baru berkualitas bagus. Manakala proses demokrasi itu lebih mirip mekanisme 'vulkanisir' ban karet, sudah diduga hasil sebelum proses penghitungan perolehan tuntas secara verbal.

Lebih dari satu dasawarsa, pemerintahan di daerah melakukan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, dan laju pemerintahan mereka tidak sedikit yang 'gembos' di tengah jalan.
Apa masih percaya dengan supir nekat binaan parpol, apalagi mengandalkan ban vulkanisir untuk angkut nasib warga?


Brebes, April 10 2012

Minggu, 08 April 2012

Coretan Bagian Pertama : Budaya Warga Brebes



Apa perkembangan terbaru pada 'budaya' warga kabupaten Brebes?

Sering, ada reaksi aneh saat membuka diskusi soal 'budaya' warga Brebes. Reaksi aneh itu antara lain, melakukan aksi kurung makna 'budaya' pada pikiran. 'Budaya' dianggap tapak-tapak hasil kerja manusia di masa lalu, yang wujudnya besar atau hasil seni yang awet.

Hal ini bisa dilihat pada lokasi resmi 'pamer' hasil budaya warga, yang disuguhkan pada peminat anatara lain kerajinan tangan (yang dilakukan turun temurun tanpa inovasi terbarukan) ukiran kayu, olahan keramik, batik, lukisan dan sedikit sekali buku cetak.

Bukankah 'budaya' itu dicipta dari waktu ke waktu, bahkan saat menulis coretan ini pun hasil dari 'budaya' masa millenium  III. Dalam arti media subyek untuk menulis bukan lagi pakai sabak (batu kapur) atau tidak lagi dititip cetak pada alat publikasi jaman sebelumnya.

***

Kembali pada pertanyaan di atas, soal perkembangan terbaru pada 'budaya' warga kabupaten Brebes. Masih ingatkan pada satu rumah tangga dimana kepala keluarga (bapak/ibu) rajin mencipta apapun demi kebutuhan sehari-hari. Ciptaan mereka bila diinventarisir dengan rapih dan disimpan sesuai peraturan baku ilmu kearsipan, akan tersaji sebuah peta hasil 'budaya' warga pada masa kini.

Kadangkala ciptaan mereka dijajakan pada pasar tradisional, ada juga yang dijajakan secara global melalui media internet.  Sudah banyak alat-alat bantu yang tersedia untuk warga Brebes dalam mencipta apapun.

Mengapa selalu mengulang ciptaan dari 'budaya' masa lalu?

***




Modfikasi Alat Angkut Hasil Pertanian



Warga Kabupaten Brebes akrab dengan suasana ritme petani, bahasa populer dalam tulisan ilmiah; Memiliki Kultur Agraris. Dan salah satu letupan ide warga berkultur agraris adalah modifikasi beberapa peralatan terkait aktifitas tani. Dalam tulisan ini akan menuturkan salah satu modifikasi alat angkut hasil pertanian, sepeda motor roda tiga. 

Sejak satu dasawarsa terakhir, untuk alat angkut hasil pertanian antar desa adalah sepeda motor roda tiga. Dimana sebagian besar petani Brebes sudah akrab dengan mesin angkut roda tiga dari negara China. 

Adalah Carmadi Syamsudin (55) warga dukuh Kertasari desa Luwungragi kecamatan Bulakamba, sudah melakukan modifikasi alat angkut hasil pertanian. Tidak disangka modifikasi yang dilakukan Madi nama pasarannya, membuat pihak distributor utama sepeda motor roda tiga merk TRISEDA terpesona. 

"Saya sekadar melakukan beberapa modifikasi setelah menggeluti aktifitas antar-angkut hasil pertanian ke pasarinduk selama 5 tahun lebih," awal tutur Madi kepada penulis. Modifikasi yang dilakukan Madi pada sepeda motor roda tiga antara lain : perubahan bak angkut serta bongkar pasang onderdil penguat daya angkut.

Sebagaimana terlihat dalam photo di coretan ini. Bak angkut telah dimodifikasi Madi sedemikian rupa dengan tujuan meminimalisir simpul dan panjang tali ikat pada barang. "Pada bak angkut buatan pabrik resmi, bila mengangkut barang dengan ketinggian tumpuk tertentu butuh banyak tali. Dengan banyaknya simpul ikatan ini akan memperlambat proses bongkar muat barang dari dan di tempat tujuan," papar Madi.

Diakui oleh Madi dalam proses modifikasi bak angkut ini, dia dibantu oleh mekanik las besi dan dua anak kandungnya. "Salah satu anak saya pendidikannya lulusan STM (SMK) swasta di Tegal, dia paham soal modifikasi mesin dan besi. Maka dalam proses modifikasi awalnya berdasarkan pengamatan saya, lalu dirembug dengan anak saya. Hasil rembugan akan diserahkan pada mekanik las. Hingga menghasilkan bak angkut yang efisien, plus bisa melindungi pengendara dan mesin bila terjadi hujan," tutur Madi.

Jadi bak angkut diberi tambahan rangka besi dengan bentuk mirip bak truck, bahkan untuk rangka atap pelindung pengemudi juga mirip. (lihat Photo). Adapun biaya modifikasi menurut Madi tidak mahal, " Semua modifikasi hanya menghabiskan dana kurang dari dua juta rupiah," kata Madi.

Sejak melakukan modifikasi ini, pihak distributor di Brebes terpesona. Bahkan ada kabar pabrik perakit sepeda motor roda tiga akan meniru modifikasi karya Madi untuk produk di masa mendatang.

Apabila pembaca coretan ini penasaran atas kelanjutan kisah Madi, silahkan saja berkunjung ke rumahnya di dukuh Kertasari desa Luwungragi Bulakamba Brebes.

(bersambung)

Brebes, April 09 2012

Minggu, 01 April 2012

Balon Jebakan Tomcat - (Cerita Pendek)





Kakek cuma senyum simpul saja, sebagai reaksi cucu laki-lakinya yang gundah akibat serangan 'Tomcat' di kamar semalam. "Ngeri kek, malam itu kulihat Tomcat sudah hinggap di sisi pintu kamar mandi. Kalau saja tidak kupukul segera, bisa saja dia sengat bisa ke pantatku, ngeri!" tutur Tanyad pada kakeknya.

"Nyad, ada minyak kelapa nggak di rumah?" tanya Kakek

"Ada, mau yang kemasan botol atau kantong plastik?" jawab Tanyad

"Minyak kelapa, bukan soal bungkus atau kemasannya Nyad. Oleskan minyak kelapa pada permukaan sebuah kantong plastik bening ukuran sedang, lalu letakkan 'balon jebakan Tomcat' itu dekat lampu yang nyala sepanjang malam," saran Kakek.

"Apa yang terjadi kemudian, Kek?" Tanyad penasaran.

"Wah, dasar anak nggak pernah pelihara bawang. Yang Tanyad namai 'Tomtom' atau apalah itu kan serupa serangga bawang yang suka keluar malam. Jebak saja pake balon plastik berlumur minyak kelapa, coba dulu baru kesini lagi. Kakek mau jalan-jalan tengok sawah dulu," tegas kata Kakek.

Tanyad hanya bisa melongo, matanya kawal langkah Kakek beranjak menuju ruang belakang rumah untuk ambil sepeda kayuh. Dan Kakek pun menuju sawah sambil berpesan agar Tanyad menutup pintu rumahnya bila akan kembali ke kota.

***

"Ampuh juga resep dari Kakek, nih." kata benak Tanyad sambil memunguti Tomcat yang terjebak balon plastik dengan pinset. Ada belasan jumlah serangga berbisa itu, dikumpulkan mereka pada wadah bekas kaleng semir sepatu lalu ditutup rapat-rapat. Pagi dirasa jadi lebih cerah, dan anak istri dilihat begitu indah oleh Tanyad.

"Mah, ini kaleng semir berisi Tomcat, aku kubur saja pada tanah serambi rumah ya?" pinta Tanyad pad istrinya. Tak ada jawaban, hanya anggukan. Sebab si istri sibuk menyiapkan sarapan.

***

Resep dari kakek Tanyad pun segera menyebar dari mulut ke mulut hingga dinding jejaring sosial Internet. Anehnya tidak ada nama kakek Tanyad, maupun Tanyad dalam kabar resep 'balon-jebakan-Tomcat'.  Justru nama-nama tokoh ilmuan, agama hingga motivator ternama lebih tertera dalam kabar resep sergap tomcat itu.

***

"Ini bukti kearifan lokal atau local wisdom lebih ampuh mengatasi persoalan warga negeri ini di era Millenium III.  Dan saya usul agar presiden membentuk tim khusus penggalian nilai-nilai luhur sebagaimana resep Balon Jebakan Tomcat ini ada," kata salah satu Narasumber populer pada sebuah acara dialog di Televisi Swasta. Pembawa acara cantik pun pasang wajah kagum pada tiap perkataan narasumber.

Satu setengah jam acara dialog, dan berhasil mendapat nilai peringkat tinggi dalam penghitungan jumlah penonton dari lembaga nirlaba peneliti penonton televisi.

***

Beberapa bulan kemudian Narasumber populer itu berhasil menjadi Gubernur Ibukota, terpilih dengan suara paling banyak, juga hasil kerja total dari partai politik besar yang mendukungnya.

***

Pagi itu keluarga Tanyad  sedang menunggu kereta api, mereka membawa bekal penuh untuk kembali ke kampung.  Pabrik tempat kerja Tanyad bangkrut, Pemutusan Hubungan Kerja massal tidak bisa ditawar lagi. Pesangon dari perusahaan akan dipakai Tanyad untuk membuka warung kopi di kampung.

Brebes, 01 April 2012