Total Tayangan Halaman

Selasa, 12 Maret 2013

Bawang Merah Tak Pernah Ingkar Janji




Pagi hari pukul 05.30 waktu berlaku, ratusan karung transparan merah mulai berdatangan di lapak bawang merah pasar induk Brebes.  Ipung (30) perempuan pedagang yang sudah 9 tahun lebih kelola komoditas andalan kabupaten telor asin ini pada  Rabu (13/3) belanjakan uang sekitar 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) untuk 50 kwintal umbi merah pedas itu.

Sebagian barang yang dibeli Ipung dikirim ke pabrik pengelola makanan instan, sebagian lagi dikirim ke Lapak desa Pelutan wilayah Pemalang. "Pesanan partai besar datang dari pabrik, partai kecil jual eceran dikirimkan ke Pemalang," kata Ipung.

Patokan harga yang ada untuk partai besar masih dalam kisaran 35.000-38.000 perkilo, sementara untuk partai kecil 37.000-40.000 perkilo. Jadi sentra harga eceran bawang merah justru ada di Pemalang. Sementara untuk harga 'BS' alias bawang busuk ada yang menampung dalam kisaran 19.000-20.000 perkilo. Bawang busuk ini disalurkan kepada pengusaha pengolah besi kuningan di wilayah luar kota Brebes.

Pukul 09.00 Ipung sudah kembali ke rumah, setelah semua kiriman diserah terima oleh ekspedisi angkutan kepercayaannya. Usai mandi dia berdandan sambil melihat acara berita di televisi, mendengar kabar harga bawang yang lagi nanjak, dia tidak kaget atau sampai merusak riasan wajahnya. "Kabar di televisi sebentar lagi juga berubah, apalagi sudah ada informasi kalau juragan besar di Wanasari sudah terima bawang impor," komentarnya datar.

Sebaran informasi antar pedagang bawang dan jasa ekspedisi sudah pake rel seluler, artinya 'update' kabar dilakukan jam per jam. Kabar atas gelontoran bawang impor pada gudang besar milik beberapa juragan besar, sampai kabar siap panennya lahan yang ada di Weleri maupun Sukomoro Jatim. Dan biasanya kabar itu layak dipercaya, atau populer kata antar pedagang ; Bawang Merah tak Pernah Ingkar Janji.

Prediksi pedagang atas harga tidak bersandar pada kisaran angka berdasarkan teori ekonomi kampus. Pedagang memprediksi atas ketersediaan barang pada di lapak besar pada dini hari. Namun kabar kesiapan panen pada lahan-lahan tertentu bisa jadi patokan akan turunnya kembali harga si Merah yang Gurih ini.

Rabu, 13 Maret 2013
Bustanul 'Bokir' Arifin

Tidak ada komentar: