ketika semesta sulangi malam lewat kerlip bintang
awan pun membuat gelas-gelas hitam
tampung semburat cahaya mereka
bulan mabuk kepayang, menyipitkan mata,
urai senyum pada siapa saja
serigala dan anjing kampung duga dapat cinta dari bulan
lolong mereka lebih keras
dari nyanyian sekumpulan laki-laki pemabuk di trotoar kota
diam-diam si pungguk hampir pingsan
surat cinta dari bulan sampai
diantar angin pelan sekali
***
Kaligangsa-Brebes 17 desember 2013
Bustanul 'bokir' Arifin
Selasa, 17 Desember 2013
Senin, 09 Desember 2013
Uzur Main-main
Laki-laki uzur main-main
bawa kaca pembesar
sinar matahari diubahnya jadi titik api
sundut bakar pucuk-pucuk daun
sebelah dia
anak-anak tanam benih pohon
kurang dari satu menit
kaki uzur rusak obrak-abrik benih itu
terus main-main
sampai hadir uzur yang lain
Tegal - 10 Desember 2013
Bustanul 'bokir' Arifin
bawa kaca pembesar
sinar matahari diubahnya jadi titik api
sundut bakar pucuk-pucuk daun
sebelah dia
anak-anak tanam benih pohon
kurang dari satu menit
kaki uzur rusak obrak-abrik benih itu
terus main-main
sampai hadir uzur yang lain
Tegal - 10 Desember 2013
Bustanul 'bokir' Arifin
Organisasi Pemerintahan Kabupaten Brebes Timpang
Senyampang terbitnya hasil survey LSM Gebrak atas kinerja Bupati dan Wakil Bupati Brebes selama satu tahun, ada satu hal yang diduga lolos dari pengamatan. Hal itu adalah peran serta 'Sekretaris Daerah' (Sekda), dalam ilmu organisasi peran sekretaris itu salah satu motor penting, dan seolah pemegang jabatan Sekda tidak peduli atas masa depan warga Kabupaten Brebes.
Bila warga terjebak dalam kacamata politik, sekadar adu domba antar bupati dan wakil bupati, bisa repot. Padahal untuk mengevaluasi organisasi 'Pemkab' sudah ada rel atau aturan evaluasi, dan aturan itu bisa dipelajari warga secara terbuka, via internet maupun bahan cetak. Coba tengok apa tugas utama dan fungsi Sekda? Kalau sudah membaca dan simak tapak kerja Sekda Brebes selama laku kerja Bupati dan Wabup saat ini, apa hasilnya?
Sekda juga sebagai koordinasi dan akomodir kerja-kerja SKPD (Satuan Kerja Pelaksana Dinas), apa iya sudah melakukan semua itu? Bila telapak satu tahun tampak masing-masing SKPD berjalan tanpa koordinasi yang jelas. Sekda juga memberi laporan pada Bupati, atas perkembangan organisasi pemerintahan. Kalo laporannya berisi 'Asal Bupati Senang', ini berbahaya.
Sekali lagi, 'notes' ini sekadar ingatkan kembali, bahwa Pemerintahan Kabupaten Brebes itu berbentuk 'organisasi' yang dijalankan Pegawai Negeri Sipil. Bila memang organisasi timpang, ada onderdil mesin yang perlu diganti.
Brebes, 9 Desember 2013
Bustanul 'bokir' Arifin
Sabtu, 16 November 2013
Ngobrol Mabuk...
Pada hari itu dua laki-laki setengahbaya (juga buaya) rembugan, kesimpulan: Hidup untuk Tetangga...
Tetangganya lubang pantat... haduhhh... Siapa tetangganya lubang pantat? ya kemaluan masing-masing.. Hidup Sekadar penuhi Hasrat Kemaluan Masing-masing.
Mengapa tujuan hidup senista itu? Kesehatan Kemaluan itu penting! sergah salah satu pemabuk. Bagaimana kamu lalui tapak waktu dgn kemaluan yang sakit? repot kan? Suasana obrolan ambyar.
Sejak ditemukannya istilah 'kemaluan', penemu istilah itu berharap manusia bisa malu atas ulah bagai binatang. Namun muncul tanya: apa benar berlaku seperti binatang itu membuat Gengsi Turun?
owalah 'gengsi' maning...
(sambil nenggak Anggur tjap Orang Tua dia berkata) Melayani Kemaluan akan Mati sejak ada istilah IMPOTENT, Laki-laki yang tidak bisa 'ngaceng' juga Perempuan yang matikan hasrat kebutuhan si 'Bawuk' alias Tempik/Turuk.
***
Selanjutnya datang pemabuk dengan tubuh penuh bau khas gelandangan.
Seorang Juragan alias mereka yang hidup dlm kondisi uang bukan masalah, juga repot atas 'kemaluan' masing-masing. Negara selain Indonesia tidak nyatakan bahwa 'Birahi' erat dan nyata pengaruh pd 'kemaluan' ... Indonesia nyatakan itu...
Pernah baca kabar nyatakan: Koruptor Kakap dekat dengan kebutuhan 'Kemaluan'... maka yg paling Subversif di Indonesia adalah Kontol + Tempik. Lah kok jadi ancaman sebenarnya?
Indonesia ingin setara Negara Maju? urusan Kemaluan kudu disetarakan dgn urusan Elite!
Lau bagaimana INDONESIA bisa REPOT hanya urusan KEMALUAN? Karena ada yang punya RASA serupa TUHAN atas MANUSIA ...
Siapa yang punya RASA serupa TUHAN atas MANUSIA | mereka yang KUASA atas NASIB tetangga SILIT/ANUS...
Daya Pikir Rakyat Indonesia masih dalam Belenggu MALU dan KEMALUAN yg dilestarian AGAMA dan DOGMA ...
Padahal diciptakan AGAMA utk MANAJEMEN KEMALUAN MANUSIA juga...
Apa itu MANAJEMEN AGAMA utk KEMALUAN MANUSIA? | agar SUAMI ISTRI tidak DIBUNUH Tetangga di DESA ...
Bila Rakyat Indonesia BERSETUBUH atas Restu Negara... maka TETANGGa tidak REPOT... tapi bila meLAWAN norma itu?
Sederhana: UMUR itu PICU PERANG... the trigger of war was 'the age'... pada ruang LAIN.. TUHAN KEKAL TAK MATI...the trigger of war... siapa yang KUASA atas UMUR ANTAR GENERASI.
Homo-Sapien jadi ancaman dan berbahaya bagi makhluk lainnya, setelah tahu dan mampu berkembang dlm satu 'ORGANISASI'.'ORGANISASI' Homo Sapien semula disebut KERAJAAN, kemudian ada konversi jadi NEGARA.
Siapa Homo-Sapien paling KUAT saat ini? mereka yg MERDEKA atas kuasa MATERI maupun IMATERIAL... dan ini minoritas...Pasar Induk adalah Akuarium laku Homo-Sapien...pada Pasar Induk terpapar: awal Homo-Sapien butuh AMAN, setelah terjamin butuh NYAMAN.. tdk akan cukup sampai KIAMAT.
Homo-Sapien saat ini yg butuh TELEPORTASI adalah mereka yg disembah sesamanya... butuh FATWA.dan tekhnologi TELEPORTASI baru mampu kirim TEXT buatan Homo-Sapien.. belum secara FISIK. Sering Homo-Sapien temukan FAKTA untuk Komunitas KECIL, lalu paksa diri jadi fakta Komunitas Besar, padahal ada REJIM-FAKTA Universal.
Obrolan ditutup semena-mena... biasa ... Homo Sapien mumet... :))
Tegal, Enambelas Nopember Duaributigabelas...
Bustanul 'Bokir' Arifin
Jumat, 18 Oktober 2013
Benteng Terakhir Penegakan Hukum
Media massa Indonesia pada tahun 2013 ini tekun kabarkan kasus hukum pilihan yang mengusik rasa keadilan pada masyrakat, belum lagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menangani kasus 'suap' antara Hakim dan Advokat. Sisi lain kabar sosialisasi Inpres No. 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan Pemberantasan Korupsi dan Nilai-nilai Anti Korupsi di lingkungan Mahkamah Agung Repbuli Indonesia hanya dibaca pada kalangan terbatas.
Pilihan redaksi media massa dalam penyajian kabar untuk masyarakat sering dirasa tidak setimbang, tentu hal ini bisa menggubah persepsi pada tegaknya hukum Indonesia. Kenyataan yang ada masih banyak aparat Hukum bekerja sepenuh tenaga dan waktu demi penegakan Hukum. Dan mereka adalah Benteng Terakhir Penegakan Hukum bagi masyarakat.
Lalu bagaimana menguatkan dinding 'benteng' ini, dari gempuran persepsi miring masyarakat akibat pengaruh media massa? Beberapa kasus hukum tertentu saat ini diijinkan dapat pengawalan dari penasehat hukum/pengacara/advokat, bahkan sejak awal proses penanganan kasus oleh pihak kepolisian. Contoh baru adalah kasus kecelakaan lalu lintas di kilometer 8 jalur Tol Jaborawi Jawa Barat, yang melibatkan anak kandung selebritis Indonesia. Kasus-kasus dengan perlakuan khusus ini jelas butuh perhatian khusus pula pada petugas dalam institusi Yudikatif Indonesia. Bila kasus ini dapat mulus menuju proses persidangan di hadapan Majelis Hakim, akan dapat perhatian khusus media masa dan masyarakat.
Banyak praktisi hukum menyatakan prinsip hukum; Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. (Equality before the law, also known as equality under the law, equality in the eyes of the law, or legal equality | Der Gleichheitssatz ius respicit aequitatem, „Das Recht achtet auf Gleichheit“, ist ein Grundsatz im Verfassungsrecht | dikutip dari situs wikipedia). Namun hal ini seolah kabur pada kasus khusus, misal penyelesaian kasus kecelakaan yang melibatkan anak seorang Menteri Koordinator. Betapapun ada beberapa media massa berpihak pada menteri terkait. Disini dalam kasus khusus ada tekanan khusus dari luar institusi peradilan.
Tekanan khusus pihak luar institusi peradilan kadang dirumuskan oleh penasehat hukum (pengacara/advokat) bersama pembuat opini massal (media massa). Menghadapi tekanan khusus ini institusi peradilan boleh berlawan, tentu saja secara legal, semisal menggunakan hak jawab atas kabar maupun opini yang diterbitkan media massa secara imbang. Sedikit masyarakat yang tahu bahwa menteri, tokoh partai politik, pengusaha kaya, selebritis ; mereka mempunyai tim 'pecitraan' dan pembuat opini untuk media massa. Manakala mereka ada kasus dengan institusi peradilan, maka tim 'pencitraan akan bekerja keras menebar opini publik agar berpihak pada mereka. Sayangnya Tim 'pencitraan' berbiaya mahal, bagaimana jika Institusi peradilan mulai melakukan pelatihan kerja sebagai tim 'pencitraan' untuk keperluan kasus-kasus khusus ini.
Mungkin membentuk tim pencitraan akan mengganggu kerja pokok lembaga peradilan, bila kenyataan demikian, maka bisa mengambil pelajaran dari tata tertib atau aturan khusus Institusi Peradilan di negara lain. Beberapa negara ada yang memberlakukan aturan ketat untuk peliputan wartawan atas kasus-kasus khusus. Alat rekam berupa kamera video maupun potret dilarang keras masuk ruang persidangan. Bahkan wartawan bisa menulis kabar manakala institusi peradilan telah mengeluarkan ijin hal terkait. Pembuatan aturan khusus ini bisa dilakukan langsung oleh kepala negara (presiden) dalam bentuk Instruksi Presiden, atau bila ingin berkekuatan hukum tetap, dirumuskan oleh anggota parlemen (wakil rakyat). Bagaimana dengan Indonesia? Pernah ada Rancangan Undang-undang yang menyertakan aturan khusus soal peliputan kabar persidangan bagi wartawan. Namun sayang rancangan tersebut tidak sukses, sebab beberapa kekuatan politik dalam lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum seluruhnya sepakat atas 'equality before the law'. Harapan penulis, semoga paska pemilu 2014 beberapa anggota DPR bisa lebih peduli pada lembaga peradilan Indonesia.
***
Brebes
diunggah pada 19 Oktober 2013
Rabu, 28 Agustus 2013
Kemudian Hening...
Dalam sebuah kantor, pada suatu waktu ada wawancara lamar kerja ;
T: "Titel akademik anda apa mas?"
J : "AS"
T: "Singkatan apa itu?"
J: "Anti Soeharto secara akademik ..."
T: "Sejak kapan ada gelar akademik Anti Soeharto?"
J: "Sejak mahasiswa sadar Lawan Soeharto..."
T: "Tapi gelar akademik Anti Soeharto gak pernah ada ijasahnya mas?"
J: "hmmm... berarti salah universitas.."
T: "Kok bisa?"
J: "Sejak ada per-LAWAN-an terhadap Soeharto, sampai saat ini... tidak ada satu Universitas-pun hormati mereka..."
T: "Hah?"
J: "Benar dunia akademik di Indonesia tak pernah beri gelar kehormatan pd mahasiswa yg ber_LAWAN pada Rezin Soeharto..."
T: "Jadi?"
J: "Disinilah bukti lingkungan akademik Indonesia melakukan laku 'amnesia' atas kejahatan Soeharto ..."
T: "Lalu?"
J: "Negara macam apa yg tidak menaruh Hormat secara akademik pada mereka yg melawan Rejim dalam tapak sejarah?"
T: "Dan?"
J: "Sementara kepada mereka yg pernah bantai warga secara sadis pada masa lalu, kini diberi gelar akademik... "
kemudian hening!
Rabu, 24 Juli 2013
How Tegal Lost Its Atmosphere...
There is unecessary situation, The Art Public Festival did not support by local mass media. Unfortunately the development of art in the city of Tegal increasingly headed in a bad condition.
At the past time, Tegal City have a good art atmosphere, some old public figure claimed that the town of Tegal use to be have high artistic spirit. Actually, it happened before 1966. It was the time when artists organization strongly influences the social life of the people.
Historian Hilmar Farid said that, The true legacy of the New Order Regime: Poverty of Imagination, Political, Social, and Cultural. (LBR ; Left Book Review site | Interview with Hilmar Farid July 2013)
It is too bad if the new order regime political influence still affecting the Tegal Arts Council. This is seen, when there is a simple problem in the Arts Council internal member, instead settling that simple issue get complicated due to complex behavior. As there are gods who influenced the Arts Council. If (that) gods did not bless then the arts council life so hard.
To change this situation need strengthening the bond of the member organization, took power of young artists, the latest rise in the spirit. If there is no change at all, the arts in the tegal city will lose its atmosphere.
Bustanul 'bokir' Arifin
Rasem Cafe ... July 24 2013
Langganan:
Postingan (Atom)