Total Tayangan Halaman

Senin, 13 Desember 2010

40 Hari Batas Empati Warga?


Petang hari pada Senin 13 Desember 2010, bagi warga dukuh Ngancar desa Glagaharjo kecamatan Cangkringan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, begitu sakral. Menurut warga kesakralan dirasakan karena sudah 40 hari mereka jadi bagian korban erupsi gunung Merapi. Lalu merupakan sebuah malam dalam bulan Suro penanggalan adat Jawa, ditambah mereka kumpul dalam kondisi tidak lengkap akibat tetangga dan sanak saudara telah dipanggang panas Wedhus Gembel.

Tikar plastik pun sudah digelar pada ruang utama rumah kepala dukuh Ngancar, beberapa perempuan matang sibuk bersihkan piring dan gelas, teh panas manis dan beberapa potong gorengan serta delapan toples berisi biskuit bantuan warga luar wilayah yang tidak dikenal. "Kami tidak kenal siapapun yang beri bantuan, dari bahan makanan, kue, susu, tikar, baju, obat-obatan, hingga ruang untuk tidur keluarga kami. Kami sudah beberapa kali pindah lokasi untuk berteduh dari hujan dan panas. Hanya doa dan doa lalu doa kepada Gusti Murbehing Dumadi sebagai upaya kami membalas kebaikan mereka," tutur Ngatijan (45) warga setempat.


Makin gelap malam, kabut pun makin pekat, beberapa puluh meter dari rumah kepala dukuh merupakan padang luas terbuka berhiaskan tonggak-tonggak bangkai pepohonan separuh arang. Ada tiga pedukuhan kini terkubur pasir dan bebatuan, ungkap warga. Sesekali bau khas minyak lemak bangkai tercium samar-samar. Mereka yang berkumpul menghibur penciuman dengan rokok linting bercampur klembak dan menyan.


40 hari akankah menjadi batas empati seluruh penduduk 4 kabupaten, dua propinsi, satu pulau dan satu negara? Sebelum berkumpul panjatkan doa, siang hari beberapa warga sempat melihat televisi di Balai Desa Glagaharjo yang menjadi pusat penyaluran bantuan. Berita tentang sidang wakil rakyat yang membela tahta raja, "Kulo mboten ngertos perkawis wau siyang teng televisi, (Saya tidak tahu/paham perkara tadi siang di televisi)," tambah Ngatijan.


Apa yang harus dikabarkan pada warga? Duhai pengatur warna buah cabai, ijinkan warga dukuh yang tinggal separuh penduduk memanjatkan doa, semoga 40 hari bukan batas empati bangsa pada derita korban Merapi.


Bustanul Bokir Arifin

Cangkringan, 13 Desember 2010


Tidak ada komentar: