Total Tayangan Halaman

Selasa, 21 Desember 2010

WARGA KORBAN MERAPI TIDUR BERSELIMUT DINGIN

Hasil Investigasi di beberapa dusun dekat puncak merapi : ELITE PEMERINTAH DAERAH TIDAK PEDULI KORBAN MERAPI !!

Sebelumnya aparat desa Tlogo (Klaten) pidah paksa korban merapi yg bernaung di Balai desa, kini Aparat Desa Glagaharjo (Sleman) lakukan hal yang sama yakni pulang paksa korban ke dusun yang dingin.
Pernyataan warga kepada kami, semua aparat desa, camat, bupati pada wilayah korban merapi tidak pernah beri informasi valid terakit perkembangan kondisi gunung merapi, banyak info-kabur. Akibat simpang siur informasi, dikaburkan oleh elite Pemerintah Daerah, banyak warga korban merapi jadi gelandangan di kampung sendiri.

Warga dusun Ngancar desa Glagaharjo kecamatan Cangkringan Sleman diperintahkan pulang dengan alasan Balai Desa Glagaharjo akan dibersihkan, info berasal dari aparat desa. Warga dusun Srunen Kepuharjo kecamatan Cangkringan sudah tanda tangan pada kertas bermaterai, untuk alasan ganti ternak yang mati, sampai sekarang bantuan tidak di tangan warga.

Banyaknya korban jiwa warga dari desa Glagaharjo pada erupsi merapi kedua akibat tidak pernah ada perintah evakuasi dr aparat desa. Mayat-mayat korban erupsi merapi kedua (5 November 2010) asal desa Glagaharjo sebagian ditemukan sekitar jalur evakuasi dekat sungai Gendol. Sebagian besar warga yang selamat dari erupsi kedua, melakukan evakuasi atas inisiatif sendiri, bukan atas perintah aparat desa.

Ir Surono pernah sampaikan kegelisahannya atas tidak lancarnya sosialisasi aparat desa terkait informasi dari PVMBG pada warga korban merapi. Demikian hasil investigasi dengan sumber warga korban merapi, Elite pemda (Muspida) harus TANGGUNG JAWAB!! Jangan asyik nyenyak TIDUR HANGAT, sementara ratusan keluarga warga korban merapi tidur beralas tikar di dusun dingin tandus. Apalagi bantuan 'Genset' sebagai pembangkit listrik sementara tidak aktif akibat tidak ada bantuan BBM, warga disarankan cari bahan bakar mesin tersebut secara swadaya.

Bustanul Bokir Arifin
Yogyakarta, 21 Desember 2010




Tidak ada komentar: