Total Tayangan Halaman

Rabu, 22 Desember 2010

ADA PSIKOPAT DI 149.07 Mhz MERAPI


"Kontek... Induk... Balerante, dikabarkan warga dusun Sedayu Sleman melihat sosok harimau berkeliaran di lingkungan mereka.... kkrrrrrrkkkk.....(blank)," demikian suara dari speaker penerima dari pesawat radio pemantau kegiatan Relawan Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta.


Sejak bencana Erupsi Merapi, sarana komunikasi radio jenis Handy Talky dan RIG sangat penting. Sayangnya komunikasi lewat gelombang radio tidak luput dari gangguan berupa 'Jem' (istilah dalam komunikasi radio -- upaya ganggu suara informasi). Sampai saat ini pihak Polisi sudah menangkap beberapa warga sekitar Merapi yang diduga sebagai pengganggu komunikasi radio. Uniknya sampai tulisan ini dibuat gangguan masih saja terjadi.


Pola Psikopat jelas tampak pada pelaku gangguan komunikasi tersebut. Sebab selama gelombang 149.07 MHz digunakan untuk 'ngobrol' diluar info korban merapi atau kabar baru terkait warga, tidak muncul gangguan atau penghambatan informasi. Lalu manakala ada Informasi penting, gangguan muncul pada jam berapapun.


Hal istimewa dari elite pemerintah daerah sekitar merapi, (baik Sultan, Bupati, Camat, Polisi, Dandim, hingga pihak yang merasa jaga keamanan warga) sama sekali tidak ada tindakan nyata untuk melancarkan informasi via gelombang radio. Hal ini menjadikan posisi Psikopat Pengganggu Gelombang Radio tersebut nyaman, lalu apa salahnya bila ada dugaan gangguan justru datang dari elite Pemerintah Daerah sekitar gunung Merapi?


Pernah gangguan tersebut menjadi bahan diskusi serius di kalangan organisasi Relawan yang mengurus korban Merapi, laporan kepada pihak Polisi konon sudah dilakukan. Namun tetap saja Psikopat Pengganggu komunikasi radio ada, dan tetap ada yang MEMELIHARANYA!!! Sudah sesakit itukah kondisi warga di sekitar gunung Merapi?


Bustanulis Bokir Arifin
22 Desember 2010

Tidak ada komentar: